Hai, terima kasih telah mengklik tautan ini. Mungkin Anda
    penasaran dengan topik ini – curious people. Mungkin Anda ingat di masa SMA
    ketika semua orang mengirim gambar Tes Ishihara di status WhatsApp mereka? Tes
    Ishihara adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendeteksi buta warna.
    Banyak yang melakukannya, terutama mereka yang ingin memasuki dunia militer
    atau profesi lain yang membutuhkan penglihatan warna yang sempurna. Namun
    jangan khawatir, artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu buta warna dan
    apa yang dapat Anda lakukan jika Anda atau seseorang yang Anda kenal
    mengidapnya. Mari kita jelajahi lebih jauh bersama-sama!
![]()  | 
| Image by Author | 
Pendahuluan
Buta warna, atau lebih tepatnya, kurangnya penglihatan
    warna, adalah penyakit umum yang mempengaruhi penglihatan warna seseorang.
    Sekitar 8% pria dan 0,4% wanita mengalami penyakit ini. Sebagian besar kasus
    buta warna merupakan kelainan resesif terkait-X, sehingga lebih sering terjadi
    pada pria. Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan sel kerucut L retina
    (protokon, paling sensitif terhadap panjang gelombang panjang) atau kerucut M
    (paling sensitif terhadap panjang gelombang sedang). Oleh karena itu, seseorang
    tidak dapat membedakan beberapa warna yang dapat dibedakan oleh orang dengan
    mata normal.
Buta warna bisa bersifat bawaan sejak lahir atau akibat
    penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan. Secara umum, kondisi ini
    lebih sering terjadi pada pria, sedangkan wanita cenderung menjadi pembawa gen
    resesif tersebut. Selain faktor keturunan dan jenis kelamin, buta warna juga
    bisa disebabkan oleh mutasi gen tertentu yang mengganggu kemampuan pigmen pada
    saraf optik dalam mengenali warna. Sel kerucut retina memainkan peran penting
    dalam pengenalan warna. Jika salah satu pigmen ini hilang atau tidak berfungsi
    dengan baik, seseorang akan kesulitan membedakan warna.
Selain faktor genetik, beberapa faktor lingkungan dapat
    menyebabkan atau memperburuk buta warna:
- Paparan bahan kimia: Paparan bahan kimia tertentu, seperti stirena, yang sering ditemukan dalam plastik dan resin, atau karbon disulfida. Bahan kimia tersebut digunakan dalam industri karet yang dapat merusak saraf optik dan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melihat warna.
 - Penggunaan obat: Beberapa obat, seperti obat antimalaria (klorokuin), obat jantung (digoksin), dan beberapa obat psikiatri (seperti thioridazine) dapat memengaruhi penglihatan warna sebagai efek samping.
 - Kerusakan mata atau otak: Kerusakan pada mata atau bagian otak yang mengontrol penglihatan warna (seperti lobus oksipital) dapat menyebabkan perubahan kemampuan seseorang dalam melihat warna.
 - Penuaan: Seiring bertambahnya usia, lensa mata dapat menguning, sehingga mengurangi kemampuan melihat warna dengan jelas, terutama biru dan hijau. Meskipun hal ini lebih berkaitan dengan penuaan alami dibandingkan dengan faktor lingkungan tertentu, pengaruh lingkungan terhadap kesehatan secara umum juga dapat berperan.
 - Penyakit: Penyakit tertentu yang memengaruhi saraf optik atau retina, seperti glaukoma, degenerasi makula, diabetes, dan penyakit Parkinson, dapat menyebabkan penglihatan warna. Kondisi ini dapat diperburuk oleh faktor lingkungan seperti pola makan yang buruk, kurangnya layanan kesehatan atau paparan polusi.
 
Pengenalan Singkat tentang Fungsi Sel Kerucut
![]()  | 
| Image by Author | 
Ada dua jenis sel di retina mata yang bertanggung jawab atas persepsi warna: sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut, yang sensitif terhadap warna, bekerja dengan baik dalam cahaya terang dan hadir dalam tiga bentuk, masing-masing berbeda dalam penyerapan panjang gelombang cahaya (L, M, S). Sebaliknya, sel batang sensitif terhadap intensitas cahaya dan memungkinkan kita membedakan serta melihat objek dalam gelap. Namun, sel batang lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan sel kerucut, sehingga kemampuan kita untuk melihat warna objek dalam cahaya redup sangatlah buruk.
Peran Genetika dalam Buta Warna
Buta warna adalah penyakit keturunan yang terletak pada
kromosom X. Kromosom X berperan penting dalam menentukan jenis kelamin
seseorang, yaitu kromosom seks. Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria
memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Karena kromosom Y tidak
mengandung faktor buta warna, maka seorang wanita dapat menjadi pembawa buta
warna jika salah satu kromosom X-nya membawa gen tersebut, sedangkan pria yang
kromosom X-nya mengandung gen buta warna akan menunjukkan gejala.
Tes Penglihatan Warna Standar
- Tes Ishihara adalah tes yang paling sering digunakan oleh dokter untuk mengukur kemampuan mata dalam melihat dan membedakan warna. Dalam tes ini, dokter meminta pasien untuk melihat angka atau huruf yang tampak sebagai titik buram pada gambar.
 - Tes Farnsworth-Munsell 100 Hue adalah metode yang mengukur kemampuan seseorang dalam mengatur kecerahan warna. Tes ini dapat membedakan jenis defisiensi penglihatan warna dan menilai tingkat keparahan perbedaan warna. Farnsworth-Munsell memberikan kode unik pada setiap warna berdasarkan tiga sifat, yaitu hue (warna panjang gelombang dominan), value (cahaya relatif), dan kroma (saturasi warna). Dengan metode ini, buta warna dapat diuji dengan lebih detail dan diperoleh hasil yang lebih akurat. Tes ini terdiri dari 85 keping warna dan memakan waktu sekitar 20 menit per mata.
 
Untuk memahami buta warna, perlu diketahui cara kerja mata
kita, khususnya peran sel kerucut dan batang pada retina. Selain itu, faktor
lingkungan seperti paparan bahan kimia dan penggunaan obat-obatan tertentu juga
dapat mempengaruhi penglihatan warna seseorang. Namun, informasi ini hanyalah
permulaan. Bagaimana penyandang buta warna menjalani hidup dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi? Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa untuk
berbahagia. 
Referensi:
- Penyuluhan kesehatan mata tentang buta warna di SMP Perguruan Karya Bunda Medan - Syahru Romadhon, Khairuna Irma, Sri Wida Harahap
 - What is Accurate Color?
 - Color blindness and semantic knowledge: Cognition of color terms form elicited lists in dichromats and normal observers - Humberto Moreira, Leticia Alvaro, Julio Lillo
 - Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis - Sofiar Agusta, Tong Mulia, M. Sidik
 - Kromosom X
 - Anatomi dan Fisiologi Sistem Pancaindera - Niko Tesni Saputro, Arif Nugroho Tri Utomo, Alfian Eka Pradana
 - Tes Ishihara: Ini Yang Harus Anda Ketahui
 - Metode Farnsworth Munsell Pada Aplikasi Android Tes Buta Warna - Khairullah, Sri Handayani
 - Hubungan Jumlah Konsumsi Rokok Per Hari Pada Perokok Aktif Dengan Gangguan Penglihatan Warna - Mochammad Rizal Fatoni, Riski Prihatningtias, Amila Novitasari Saubig
 - Color Perception and Environmentally Based Impairments - Galina V. Paramei
 - Sari Kepustakaan Biokimia Respon Visual - Indriyani
 


Post a Comment
Post a Comment