Halo, saya membuka sebuah email dari Wardah tentang Skin Science Academy beberapa hari lalu. Karena kebetulan saya juga tertarik tentang dunia skincare apalagi saya perempuan kan ya, jadi saya memutuskan untuk mengikutinya. Lumayan dapat ilmu tanpa mengeluarkan goceng, hehehe. Siapa tau, saya bisa memiliki career di bidang kecantikan atau jadi mother yang bisa kasih knowledge ke anaknya. Amiin. So, let’s start it.
Pertama saya mulai dengan Skin Curriculum 1, disini membahas tentang
Embrace Your Skin: Match Your Skin Care with Your Skin Type
Apa-apa saja yang perlu kita ketahui tentang kulit wajah kita, apalagi sebelum membeli produk skincare. Rasa-rasanya akan kurang efektif produk yang kita beli kepada kulit kita, jika kita tidak mengetahui atau mengenali kulit kita sendiri.
Biasanya terdapat beberapa tipe kulit wajah yaitu
Sampai disitu saja materi dalam Skin Curriculum 1, selanjutnya ada Skin Talk bersama Dr. Zie sebagai Skin & Aesthetic Expert dan Delfianti sebagai Paragon Skin Scientist dalam topik
Skin Barrier 101
Dalam talk tersebut, Dr. Zie mengatakan bahwa lapisan kulit ada tiga yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Pada epidermis ini, terdapat lapisan paling atas yang namanya Stratum Corneum: disinilah skin barrier letaknya sebagai garda depan pada kulit kita.
![]()  | 
| Image Taken from Sterry et al, 2006 | 
Maka dapat dikatakan, skin barrier adalah garda terdepan dalam menjaga kulit dari paparan alergen, virus, bakteri, bahkan polusi. Apa yang terjadi jika seandainya skin barrier kita rusak, yang pertama pasti kulit dehidrasi, kuling kering maupun eksim. Soalnya skin barrier itu buat pipi kenyal-kenyal gitu setelah memakai skincare routine (menurut saya gitu).
Oke, kembali ke Stratum Corneum. Pada talk tersebut, Stratum Corneum ini seperti Brick & Mortar Structure yang tampak sebagai susunan batu bata dan semen. Sterry mengatakan demikian,
It is made up of terminally differentiated, dead keratinocytes (corneocytes). They are glued together like bricks in a wall by a mortar rich in lipids (ceramides, cholesterol, free fatty acids).
Terdapat sel korneosit pada stratum corneum tadi itu yang merupakan sel kulit yang diibaratkan seperti batu bata dan mengandung NMF (Natural Moisturizing Factor). Masih ingatkan, yang saya bilang kenyal-kenyal (Moisturizing is the key). Kemudian, diantara batu bata tersebut terdapat semen yaitu lemak. Lemak ini bersifat seperti semen yang terdiri dari Ceramide, Free Fatty Acid, Cholesterol.
Skin barrier memiliki banyak komponen yang saling berhubungan sehingga membuat kulit kokoh namun tetap fleksibel.
Untuk mendapatkan kulit yang sehat dan bagus sendiri, ada tiga komponen skin barrier yang perlu di perhatikan.
- Pelindung & Pengisi Sel : NMF (Inner Cell) yang berfungsi sebagai pelembap atau dapat dikatakan humectant seperti bisa mengikat air; Protein (Outer Cell) yang berfungsi sebagai pembungkus sel biar kulitnya kokoh.
 - Cell Binder (Pengikat Sel) : Ceramide, Fatty Acid.
 - Pelindung Sel : Occlusive yang berfungsi sebagai melapisi kulit dalam menghalangi penyerapan air; Emollient yang berfungsi sebagai pembuat tekstur menjadi halus.
 
Adapun faktor-faktor yang dapat merusak skin barrier yaitu internal seperti usia, gaya hidup (stress, dll) dan eksternal seperti cuaca, iklim, skincare (terlalu banyak mencuci muka memakai facial wash, dll). Delfianti mengatakan untuk strategi merawat dan memperkuat skin barrier, salah satunya dapat menggunakan Wardah Trilogy Sync Barrier yang merupakan inovasi terbaru dari Wardah.
Kombinasi menyeluruh yang optimal mempertahankan skin barrier “Dengan 3 holistic action: Repair, Rebuid, Regenerate”
Dari hasil uji klinis wardah telah membuktikannya pada hasil penggunaan Wardah Crystal Secret Day Cream (klik tulisan ini untuk membeli).
- Penggunaan Wardah secara teratur dapat meningkatkan Tone Kulit hingga 20%.
 - Memperbaiki Tekstur Kulit hingga 38%.
 - Meningkatkan Kelembapan hingga 19%.
 - Mengurangi Sebum berlebih hingga 11%.
 
Untuk materi pada minggu ini sudah saya sampaikan semua, sekian dan terimakasih. Semoga bermanfaat ya, materi-materi yang ada di academy bakal saya ceritakan. Bye-bye, see you in next chapter.
Reference
Sterry, W., Paus, R., & Burgdorf, W. (2006) Thieme Clinical Companions: Dermatology. New York: Thieme.

Post a Comment
Post a Comment